facebook

YOGYAKARTA PERLU PERPUSTAKAAN INTERNASIONAL !!!

Ketua dewan pendidikan propinsi DIY, Prof Dr Wuryadi, menggagas perlunya di Yogyakarta dibangun perpustakaan yang bersifat internasional, yang bisa memenuhi kebutuhan dari tingkat pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Sekaligus, keberdaan perpustakaan tersebut sebagai pendukung predikat kota pendidikan bagi Yogyakarta.


Selama ini, perpustakaan seperti ini belum pernah ada di Indonesia, “ katanya di sela rapat rutin. Dewan pendidikan Provinsi DIY, di RM Wong Solo, senin (5/11) siang.


            Gagasan tersebut langsung disambut beberapa anggota lainnya, seperi Prof Dr Sugianto Padmo, Dr Supardi, Drs Siswanto, dan Indramaji. Perpustakaan yang ada selama ini, masih belum di persiapkan untuk kebutuhan yang bisa di akses oleh semua kalangan pendidikan dari mulai tingkat dasa hingga pendidikan tinggi. Sedang, seperti apa nanti wujud perpustakaan itu, pada program kerja 2006, dewan pendidikan Provinsi DIY perlu merancang sebuah lokakarya dan konsep perpustakaan Internasional.


            Wakil ketua dewan Pendidikan Provinsi DIY, Dr Supardi yang akan menangani format lokakarya, sangat mendukung gagasan Prof Wuryadi. “ Perlu ada bangunan fisik yang baru, bertingkat yang luas. Sebab bangunan yang ada sekarang tidak memenuhi syarat untuk itu. Juga harus mencari lokasi di luar kota, “katanya menambahkan.


            Sedang subtansinya, memang selain harus bisa memenuhi kebutuhan internasional dan kebutuhan dari segi SD ( Sekolah Dasar ) sampai PT ( Perguruan Tinggi), juga bisa memenuhi kebutuhan budaya dari Sabang sampai Merauke. Hal senada juga dikemukakan Prof sugiyanto padmo, sebab perpustakaan adalah sumber informasi intelektual.


            Langkah Pemprov DIY ini memang patut mendapat acungan jempol dan perlu mendapat dukungan dari semua elemen masyarakat. Yogyakarta sebagai kota pendidikan memang harus mempunyai fasilitas yang dapat mendukung kegiatan belajar salah satunya adalah perpustakaan. Karena, perpustakaan merupakan tempat lahirnya tokoh besar, tokoh nasional maupun dunia dapat dipastikan merupakan kutu buku, mereka menganggap bahwa buku adalah sebuah jendela dunia.


            Yang perlu diperhatikan dalam pembentukan perpustakaan internasional adalah SDM ( sumber daya manusia) dalam hal ini pustakawan yang menguasai teknologi informasi. Pustakawan masa depan adalah pustakawan yang dapat menjadi subjek informasi bukan objek informasi. Oleh karena itu, faktor SDM ini perlu diperhatikan oleh perpustakaan.


 


Sumber bacaan:


Koran Kedaulatan Rakyat, tanggal 7 November 2007


 


 


Written by Budhi Santoso